Anak Berkebutuhan Khusus di Kampar Raih Kemandirian Lewat Batik
Kampartrapost- Sebuah rumah batik sederhana di Kabupaten Kampar menjadi saksi lahirnya kreativitas luar biasa dari anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
Di bawah bimbingan Rumah Batik ABK Mandiri, mereka tak hanya belajar keterampilan membatik.
Tetapi juga membangun kepercayaan diri dan merajut mimpi menuju kemandirian.
Program ini merupakan inisiatif kolaboratif antara PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) dan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Riau.
Selama lebih dari satu tahun, mereka memberikan pendampingan kepada anak-anak ABK.
Tujuannya agar mereka mahir menciptakan berbagai jenis batik.
“Sekarang anak-anak kami sudah bisa membuat batik kontemporer, yang lebih bebas dan modern,” ujar Liza Wati, guru sekaligus penggerak program ini.
“Alhamdulillah, produksi kami naik dari 10 hingga 15 lembar sebulan menjadi 100 lembar,” tambahnya.
Setiap motifnya memiliki cerita khas.
Follow untuk berita menarik lainnya
Motif Muara Takus, misalnya, melambangkan kebanggaan akan budaya lokal.
Sementara pola seperti pucuk rebung dan tampuk manggis menggambarkan filosofi masyarakat Kampar.
Selain memberikan keterampilan, PHR juga membuka akses pasar bagi karya anak-anak ABK.
“Kami sering dapat pesanan dari PHR, seperti 54 lembar batik yang baru-baru ini kami produksi,” jelas Liza.
Manager CSR PHR, Pandjie Galih Anoraga, berharap karya anak-anak ABK ini menjadi ikon kebanggaan daerah.
“Kami ingin terus mendukung kompetensi mereka agar bisa mandiri dan berkontribusi bagi masyarakat,” ungkapnya.
Rumah Batik ABK Mandiri menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berkarya.
Dengan dukungan tepat, anak-anak berkebutuhan khusus ini mampu menjadi individu produktif yang menginspirasi.