Perkelahian Antar Remaja di Kerinci Berujung Kematian, Warga Blokir Jalan
Kampartrapost_Sekelompok pemuda menyerang tiga remaja asal Desa Tarutung, Kabupaten Kerinci, di Desa Baru Pulau Sangkar, Kamis (21/11/2024) malam.
Serangan tersebut menyebabkan Ghazi Albiandra (16), warga Desa Tarutung, meninggal dunia akibat luka parah di kepala.
Egi, pemuda Desa Tamiai, memancing Dede untuk datang ke Tamiai dengan alasan menjemput knalpot motor.
Dede mengajak Ghazi dan Parel untuk menemaninya ke Tamiai. Mereka setuju dan berangkat malam itu.
Saat tiba di Desa Baru Pulau Sangkar, Dede mencoba menghubungi Egi, tetapi nomor telepon Egi sudah tidak aktif.
Mereka memutuskan pulang. Dalam perjalanan, sekelompok pemuda menghadang mereka di lokasi gelap dan menyerang.
Parel dan Dede berhasil melarikan diri. Namun, Ghazi tertinggal dan menerima pukulan brutal dari kelompok tersebut.
Follow Instagram Kampartrapost_
Serangan itu menyebabkan luka fatal di kepala Ghazi. Warga membawa korban ke RS Aladin Sungai Penuh, tetapi nyawanya tidak tertolong.
Berujung Pemblokiran Jalan
Warga Desa Tarutung memblokir jalan di Pasar Tarutung, Kerinci, Jumat (22/11/2024) pagi untuk memprotes kejadian tersebut.
Massa menuntut polisi segera menangkap Egi, yang mereka duga menjadi dalang dari pengeroyokan yang menewaskan Ghazi.
Pemblokiran jalan membuat rute Tarutung-Tamiai tidak dapat dilalui kendaraan. Polisi mencoba menenangkan situasi di lokasi kejadian.
Jenazah Ghazi tiba di rumah duka pada pukul 01.40 WIB. Keluarga dan warga mengiringi pemakaman dengan penuh duka.
Polisi saat ini mencari Egi dan memeriksa identitas para pelaku lain yang terlibat dalam serangan tersebut.
Kondisi di Desa Tarutung dan Desa Tamiai masih tegang. Kedua pihak bersiaga untuk mencegah bentrok lanjutan.
Polisi Masih Menyelidiki Kasus Pengeroyokan di Kerinci
Polisi terus menyelidiki kasus pengeroyokan yang menyebabkan kematian Ghazi Albiandra.
Pihak kepolisian Kabupaten Kerinci menurunkan tim untuk mengumpulkan bukti dan memeriksa saksi-saksi terkait kejadian tersebut.
Tim juga berkoordinasi dengan aparat desa setempat untuk memastikan proses hukum berjalan lancar dan cepat.
Masyarakat setempat mendesak polisi untuk segera menangkap Egi dan pelaku lainnya yang terlibat dalam pengeroyokan tersebut.
Pemblokiran jalan yang dilakukan warga menjadi sorotan, namun mereka berjanji akan membubarkannya jika polisi segera bertindak.
Situasi semakin memanas, dengan pihak kepolisian mengimbau semua pihak untuk tetap menjaga ketertiban dan tidak bertindak anarkis.
Keluarga korban juga berharap agar kasus ini diselesaikan secara adil dan cepat untuk menghindari konflik lebih besar.