Kampartra Post- Kebakaran hutan di Los Angeles, Amerika Serikat, kembali memicu kontroversi dengan tudingan sejumlah pihak yang menghubungkannya dengan perang Gaza dan perubahan iklim.
Aktivis sayap kiri, seperti kelompok Code Pink, menyatakan bahwa pengeluaran militer AS untuk Israel berdampak luas, termasuk pada bencana iklim.
“Ketika pajak AS digunakan untuk membakar orang hidup-hidup di Gaza, tak heran jika api itu kembali menyala,” tulis Code Pink dalam unggahan Instagram mereka.
Aktivis tersebut juga menekan Senator California Alex Padilla untuk membahas dampak anggaran militer terhadap krisis domestik.
Menurut data CalFire, kebakaran Los Angeles biasanya terjadi pada musim panas.
Tetapi tahun ini api muncul lebih awal, yakni pada bulan Januari.
Western Fire Chiefs Association mencatat bahwa musim kebakaran kini meluas akibat suhu yang meningkat dan curah hujan yang berkurang.
Selain Code Pink, kelompok anti-Zionis Jewish Voice for Peace menyindir pemerintah Los Angeles yang lebih memilih mendanai operasi militer pada Gaza ketimbang menangani dampak perubahan iklim.
“Alih-alih mengalokasikan sumber daya untuk melindungi negara kita, miliaran dolar malah dipakai untuk genosida,” kritik mereka.
Baca juga: 97 WNI Terkena Dampak Kebakaran Hutan Los Angeles
Namun, pernyataan tersebut memicu kecaman.
Ritchie Torres, anggota Kongres pendukung Israel, menyebut tuduhan itu antisemitisme.
“Modus operandi antisemitisme selalu menyalahkan Yahudi atas semua tragedi,” tegasnya.
Kerugian akibat kebakaran ini mencapai Rp 2.200 triliun, menjadikannya salah satu bencana paling mahal dalam sejarah AS.
Be First to Comment