Kampartrapost_Presiden Prabowo Subianto merampungkan rangkaian kunjungan luar negeri selama enam hari dengan agenda padat di empat negara strategis.
Prabowo memulai perjalanannya pada 19 September 2025 dengan menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 PBB di New York.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan, Prabowo menuntaskan lawatan itu pada 26 September dengan capaian diplomasi yang cukup signifikan.
Di Jepang, Prabowo menyempatkan diri mengunjungi Paviliun Indonesia di Expo Osaka 2025 yang memamerkan inovasi dan budaya Indonesia.
Follow Instagram Kampartrapost_
Menurut laporan Menteri PPN Rachmat Pambudy, dari ajang itu Indonesia berhasil mencatat komitmen investasi senilai USD 23,8 miliar.
Jumlah tersebut setara Rp380 triliun, yang menurut pemerintah akan menopang pertumbuhan ekonomi nasional dalam lima tahun mendatang.
Pidato Tegas di PBB dan Dukungan FIFA
Agenda penting berikutnya adalah kehadiran Prabowo di Amerika Serikat untuk menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum PBB.
Pidato Prabowo disampaikan pada urutan ketiga setelah Brasil dan Amerika Serikat, dan diikuti 193 negara anggota PBB.
Menurut Teddy, sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden AS dan PM Kanada, memberi apresiasi langsung atas sikap tegas Prabowo.
Presiden Prancis Emmanuel Macron bahkan secara pribadi menelepon Prabowo untuk menyampaikan kebanggaan atas keberanian pidato tersebut.
Selain itu, Prabowo juga bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino yang menegaskan dukungan penuh terhadap pembinaan sepak bola Indonesia.
Infantino berharap Timnas Indonesia mampu bersaing di Kualifikasi Piala Dunia, sekaligus menjaga integritas dalam pertandingan penting mendatang.
Perjanjian Dagang Kanada hingga Artefak Bersejarah Belanda
Usai dari Amerika, Prabowo bertolak ke Kanada untuk menemui Gubernur Jenderal Mary Simon dan PM Mark Carney.
Meski kunjungan berlangsung singkat, kedua negara menandatangani Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA).
Pertemuan itu menghasilkan kesepakatan bersejarah, yaitu Belanda menyerahkan kembali 30 ribu artefak, fosil, dan dokumen milik Indonesia.
Teddy menegaskan, proses pemulangan benda bersejarah tersebut segera dilakukan, menandai babak baru hubungan diplomatik kedua negara.
Dengan rangkaian capaian ini, Prabowo Subianto berhasil menutup lawatan luar negeri dengan kombinasi diplomasi politik, ekonomi, hingga budaya.
Be First to Comment