Kampartrapost- Perjuangan para tokoh bangsa untuk mewujudkan kemerdekaan Indonesia tidak pernah sia-sia. Mereka berkorban tanpa mengenal siang dan malam, bahkan rela menumpahkan darah demi berdirinya Indonesia.
Suara mereka menjadi bukti lahirnya bangsa ini sekaligus melahirkan generasi cendekiawan.
Generasi muda yang menghargai perjuangan para pendahulu seharusnya berani membuka peluang sekaligus menghadapi tantangan.
Namun, muncul pertanyaan: apakah mereka sanggup melanjutkan perjuangan itu, atau sekadar mempelajarinya tanpa tindakan nyata?
Kondisi generasi muda saat ini sering menuai kritik. Sebagian menilai generasi sekarang tidak sesuai dengan harapan para tokoh bangsa.
Bahkan muncul anggapan ekstrem bahwa “generasi muda sudah mati.” Penilaian itu bergantung pada data dan pemahaman masing-masing pihak.
Faktanya, sebagian anak muda masih ragu bahwa aspirasi mereka mampu membawa perubahan.
Meski begitu, gerakan generasi muda tetap memiliki potensi besar. Ketika aspirasi mereka sampai ke telinga yang tepat, suara itu bisa memperkuat demokrasi dan memperjuangkan kemerdekaan yang hakiki.
Presiden ke-4 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, pernah menegaskan keyakinannya terhadap pemikiran kreatif generasi muda.
Fenomena content creator menjadi salah satu contoh nyata. Mereka tidak hanya membuat video untuk hiburan, tetapi juga menyampaikan pesan yang sering kali sarat makna.
Sayangnya, banyak penonton gagal menangkap pesan tersebut karena pola pikir yang sempit.
Generasi muda membutuhkan pemahaman yang lebih luas agar usaha mereka tidak sia-sia. Tindakan mereka, baik berupa ucapan, perilaku, maupun gagasan, selalu menyimpan makna.
Peluang dan tantangan yang mereka hadapi akan menjadi pintu menuju masa depan Indonesia yang lebih baik.
Follow Instagram Kampartrapost
Generasi muda Indonesia menyimpan potensi besar untuk menjadi pilar perubahan. Dengan memahami perjuangan tokoh bangsa dan mengembangkan pola pikir kreatif, mereka dapat menjawab tantangan zaman.
Dukungan nyata dari masyarakat akan memperkuat langkah mereka dalam membangun Indonesia merdeka.
Penulis : Muhammad Rizki
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Imam Bonjol
Be First to Comment