Press "Enter" to skip to content

Tren “Kesenjangan Sosial” di Media Sosial

Kampartrapost – Akhir-akhir ini tren konten “kesenjangan sosial” memenuhi FYP ( For You Page) di media sosial terutama Tik Tok dan Instagram.

Tren kesenjangan sosial adalah vidio pendek berisi percakapan antara kalangan atas dengan menengah dan bawah tentang kesenjangan sosial antara mereka.

“A: Di sana kok berisik? Hujan ya?”

“B: Oh Enggak, itu suara kipas” (hahaha kesenjangan sosial).

Itulah salah satu konten tren kesenjangan sosial yang  fyp di Tik Tok, yang banyak penonton menyukai, mengomentari dan membagikannya.

Lalu, konten kreator lainnya juga ikut-ikutan membuat konten serupa, yang menjadiakn tren tersebut semakin viral.

Lantas, apakah yang dimaksud dengan kesenjangan sosial?

Kesenjangan Sosial

Karl Marx, menjelaskan bahwa kesenjangan sosial adalah pembedaan kelas sosial berdasarkan kepemilikan alat produksi.

Lebih lanjut, Robert Chambers menjelaskan kesenjangan sosial adalah gejala yang muncul akibat perbedaan pendapatan atau keuangan di berbagai lapisan masyarakat.

Jadi, kesenjangan sosial adalah perbedaan atau ketidakseimbangan kehidupan masyarakat baik individu maupun kelompok.

Masyarakat pada umumnya dominan mengaitkannya dengan ekonomi atau keuangan.

Di mana, tren tersebut memperlihatkan keadaan individu kelas atas yang merasa asing dengan keadaan atau kebiasaan individu kelas bawah.

Tanggapan Netizen Mengenai Tren Ini

Konten kesenjang sosial yang ramai di media sosial memperoleh tanggapan dari netizen. Beberapaa netizen merasa relate dengan konten tersebut. Seperti komentar seorang warganet @whos_zii “mana bener lagi”, katanya.

Ada juga yang merasa terhibur dengan konten tersebut. Seperti komentar salah satu netizen “capek kali ngakak liat ttren ini,” ungkapnya.

Selain itu, warganet lain berkomentar “ kesenjangan sosial merajalela,” ujarnya.

Mengutip dari Kompas.com, mengenai tren tersebut, Drajat Tri Kartono seorang sosiolog Universitas Sebelas Maret (UNS) ikut berkomentar.

“Jadi memang ini kan guyonan melalui sindiran dalam kondisi ekonomi lemah. Diungkapkan melalui perumpamaan yang tidak langsung mendiskriminasi dan mem-bully,” ungkapnya kepada Kompas.com, Rabu (23/4/2025).

Menurutnya sindiran kesenjangan sosial menggambarkan karakter orang Indonesia sebagai masyarakat yang memiliki nilai-nilai budaya.

“Tren ini menjadi ekspresi sindiran dengan menggunakan simbol kesenjangan,” tutupnya.

 

Follow Instagram Kampartrapost