Bukittinggi – UIN Bukittinggi tak mau tinggal diam saat era disrupsi kian masif.
Kampus yang menggambleng nama Sjech M. Djamil Djambek ini menggandeng Kemenag Bukittinggi untuk menjawab tantangan zaman.
Senin (28/4), dua Lembaga ini menandatangani kesepakatan penting.
Ini bukan sekadar seremoni belaka, keduanya berikrar untuk membangun masa depan yang lebih Tangguh dan bernilai.
Baca Juga: Madrasah Labor UIN Djambek Menyelenggarakan Laga Futsal se-Sumatera Barat
Dalam ikrar itu, Rektor UIN Bukittinggi Silfia Hanani dan Kepala Kemenag Bukittinggi Rinalfi menyepakati satu visi, Pendidikan keagamaan harus bergandengan tangan tengah era disrupsi.
“Kampus tidak boleh menjadi Menara gading. Kampus harus turun ke bumi. Harus hadir Bersama masyarakat. Harus menjadi cahaya di tengah keraguan zaman,” kata Silfia Hanani.
Kesepakatan ini membuka jalan bagi berbagai program Bersama.
1. Pendidikan moderasi beragama di madrasah dan sekolah.
2. Kuliah Kerja Nyata berbasis komunitas masjid.
3. Riset kolaboratif isu sosial-keagamaan kontemporer
4. Pelatihan guru agama berbasis data dan riset ilmiah.
Bagi Rinalfi, kerja sama ini bukan sekadar penguatan kelembagaan.
Kerja sama dengan UIN Bukittinggi bagaikan ikrar untuk membentengi generasi muda dari kekosongan nilai.
Follow Instagram Kampartra Post
“Kami ingin melahirkan insan yang tidak hanya cerdas, tetapi punya arah dan akar yang kuat. Di tengah era disrupsi ini, mereka harus jadi nahkoda, bukan hanyut dii telan zaman,” ucap Rinalfi.
UIN Bukittinggi dan Kemenag Bukittinggi sepakat bahwa menghadapi masa depan tidak cukup dengan inovasi teknologi.
Keteguhan nilai diri, kejernihan arah, dan kekuatan kolaborasi sangat penting mendampingi perubahan zaman.
Rinalfi berharap kerja sama dengan UIN Bukittinggi dapat menyatukan harapan bahwa kampus islam di Bukittinggi bisa menjawab berbagai tantangan zaman.