Krisis Kemanusiaan Lebanon: Warga Sipil Jadi Korban Serangan Israel
Kampartrapost- Serangan udara Israel yang menyasar Lebanon selatan kembali memicu kemarahan warga sipil.
Saat itu penduduk kota Saida dan Sarafand membantah klaim Israel yang menyatakan bahwa serangan mereka akan menargetkan posisi Hizbullah.
Warga setempat juga sempat menegaskan bahwa serangan tersebut justru akan menghantam kawasan pemukiman yang dihuni oleh warga sipil.
Dalam serangan terbaru pada Selasa 29 Oktober 2024, terdapat 15 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Mereka tewas setelah serangan udara menghantam sebuah bangunan pemukiman di Sarafand.
Wali Kota Sarafand, Ali Khalife, menyatakan, “Bangunan yang menjadi target berada pda kawasan pemukiman” ungkapnya
Selain itu area ini tidak pernah digunakan untuk keperluan militer.” Tambahnya
Serangan tersebut melanggar hukum internasional karena para korban tidak terlibat dalam aktivitas militer.
Saksi mata juga melaporkan kerusakan parah pada infrastruktur sipil.
Termasuk juga toko-toko dan rumah warga.
Abdullah, seorang pemilik toko, menyatakan bahwa banyak dari korban tewas tidak memiliki hubungan dengan kegiatan militer.
Kemudian, ia menekankan, “Israel menembak orang-orang tak bersalah.”
Oleh karena itu, kekhawatiran akan korban sipil terus meningkat.
Dengan sekitar 2.800 warga Lebanon yang tewas akibat serangan Israel sejak bulan Oktober.
Para pejabat mengecam respons internasional yang mereka nilai kurang terhadap pelanggaran hak asasi manusia ini.
Ia menyebutnya sebagai krisis kemanusiaan yang mendalam di Lebanon.