Korea Selatan, Kampartrapost.com – Pada Rabu (11/8/2021) Korea Utara mengatakan jika Korea Selatan dan Amerika Serikat meningkatkan ketegangan hubungan antara ketiga negara. Korea Utara mengklaim jika latihan militer bersama Amerika dan Korea Selatan telah mempertaruhkan keamanan kedua negara.
Kim Yo Jong, Seorang pejabat Korea Utara sekaligus saudara perempuan Kim Jong Un. Ia memainkan peran penting atas pertemuan antara Korea Utara dan mantan Presiden As, Donal Trump.
Menurut Reuters, Yo Jong mengkritik tindakan Amerika Serikat dan Korea Utara yang melakukan latihan militer bersama. Ia kemudian melayangkan ancaram keamanan terhadap kedua negara tersebut atas tindakan gegabah mereka.
Pada Rabu (11/8/2021) menurut Korea Selatan, dalam dua hari berturut-turut, Korea Utara tidak menjawab panggilan rutin di hotline antar-Korea.
Baca juga:Â Duta Besar Kanada Kecewa, China Ngotot Vonis 11 Tahun Penjara Warga Kanada atas Spionase
Kantor berita Yonhap melaporkan jika Amerika Serikat dan Korea Selatan akan memulai latihan militer bersama mereka pada Selasa (10/8/2021) yang berarti latihan ini telah berlangsung satu hari.
Insiden ini juga menandai Korea Utara untuk meningkatkan kembali uji coba nuklir mereka. Sesuatu yang sering mereka lakukan di perbatasan Pyongyang pada masa lalu sebagai ketidaksenangannya.
Kim Yong Chol, Seorang Jederal dan juga politisi mengatakan jika Korea Selatan telah menghancurkan kesempatan mereka. Untuk meningkatkan hubungan antar-Korea dengan melanjutkan latihan militer.
Baca juga:Â AS Gandeng Influencer Guna Tingkatkan Vaksinasi
“Korea Selatan harus memahami dengan jelas betapa mahalnya mereka harus membayar. Pilihan latihan militer dengan Washington ketimbang perdamaian antar-Korea,” kata Yong Chol pada kantor berita negara KCNA.
“Kami akan membuat mereka sadar atas bahayanya pilihan yang mereka buat. Sekaligus seriusnya ancaman keamanan yang akan segera mereka hadapi atas pilihannya,” tutur Presiden Kim Jong Un.
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengatakan jika itu terserah pada Pyongyang bagaimana menanggapi janjinya untuk mencari cara yang tepat untuk terlibat.
Korea Utara mengatakan jika mereka sangat terbuka untuk diplomasi. Akan tetapi, Korea Selatan dan Amerika Serikat memilih untuk bermusuhan, seperti tetap melakukan latihan militer bersama.
Mengutip dari Reuters, sebuah analisis mengatakan jika Pyongyang mungkin akan menggunakan retorika tajam untuk meningkatkan pengaruhnya dalam kesepakatan di masa depan. ereka akan memeras konsensi dari Korea Selatan atau mengalihkan dari krisis ekonomi ke domestik.