Kampartrapost, Singapura – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Nasaruddin Umar, menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam International Conference on Cohesive Societies 2025 di Singapura pada Selasa, (24/6/2025). Acara ini dihadiri oleh Presiden Singapura Tharman Shanmugaratnam, sejumlah menteri, diplomat, akademisi, mahasiswa internasional, serta perwakilan NGO. Konferensi berlangsung di Fairmont Grand Ballroom, Raffles City Convention Center, dan diundang oleh Menteri Budaya, Komunitas, dan Pemuda Singapura David Neo, Menteri Urusan Muslim Faishal Ibrahim, serta S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS).
Dalam pidatonya, Menteri Nasaruddin Umar menegaskan peran Pancasila sebagai fondasi bangsa Indonesia yang majemuk. “Pancasila adalah hasil kesepakatan politik para pendiri bangsa, menjadi ideologi pemersatu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujarnya. Ia menyebut Indonesia sebagai contoh keberhasilan unity in diversity (bersatu dalam perbedaan), dengan keragaman suku, budaya, dan agama yang justru memperkuat persatuan.
Follow Instagram Kampartrapost
Lebih lanjut, Nasaruddin Umar menyoroti pentingnya “diplomasi agama” (religious diplomacy) dalam menjembatani perbedaan global. “Bahasa agama mampu menembus batas keyakinan karena kemanusiaan adalah satu. Diplomasi formal sering terbatas kepentingan politik, sementara pendekatan agama lebih inklusif dan menyentuh nilai universal,” jelasnya.
Ia juga memaparkan Deklarasi Istiqlal sebagai bukti harmoni antara nilai agama, Bhinneka Tunggal Ika, dan falsafah kebangsaan Indonesia. Deklarasi ini, yang mendapat kontribusi dari Vatikan dengan memasukkan unsur Pancasila, merupakan respons terhadap dua krisis global: dehumanisasi dan perubahan iklim.
Konferensi ini menjadi ajang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya sebagai role model kerukunan dunia, sekaligus mempromosikan nilai-nilai Pancasila dan diplomasi agama di kancah internasional.
MZ
Be First to Comment