Kolaborasi PTPN dan Rumah Sawit Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Kolaborasi PTPN dan Rumah Sawit Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional Foto:antara.news

Kolaborasi PTPN dan Rumah Sawit Wujudkan Ketahanan Pangan Nasional

Kampartra Post- PT Perkebunan Nusantara III (Persero) menjalin kolaborasi dengan Rumah Sawit Indonesia (RSI).

Hal ini guna untuk mewujudkan Asta Cita, delapan misi Presiden Prabowo Subianto, yang memperkuat ketahanan pangan nasional.

Kolaborasi ini bertujuan untuk mendorong sektor perkebunan sawit.

Sekaligus mendukung swasembada pangan melalui program peremajaan sawit rakyat (PSR) dan intercropping.

Selanjutnya, Direktur Utama PTPN III, Mohammad Abdul Ghani, mengungkapkan bahwa RSI memiliki peran vital dalam membangun ekosistem sawit yang lebih baik.

“Kami sangat siap berkolaborasi dengan RSI, yang merupakan wadah bagi pelaku industri sawit, baik perusahaan besar maupun pekebun kecil, untuk mewujudkan tujuan ketahanan pangan,” ujar Ghani.

PTPN III berkomitmen mendukung program swasembada pangan dengan berbagai inisiatif.

Salah satunya adalah akselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR) dan intercropping.

Program PSR bertujuan untuk memperbaharui sekitar 2,8 juta hektare sawit rakyat yang sudah berusia lebih dari 25 tahun.

Selain itu, PTPN III juga memprioritaskan pengelolaan perkebunan sawit yang ramah lingkungan, hilirisasi pangan, dan pengembangan energi baru terbarukan.

Follow Instagram Kampartra Post

Penanam Komoditas Pangan

Melalui program intercropping, PTPN III berencana menanam komoditas pangan seperti padi pada lahan sawit yang sedang diremajakan.

Setiap tahun, PTPN III menargetkan peremajaan 400.000 hektare sawit rakyat.

Pada 2025, harapannya dapat menghasilkan 476.000 ton gabah dari 136.000 hektare areal tanam padi yang berada pada areal PSR.

Oleh karena itu, perkiraan program ini bisa menghasilkan setidaknya 238.000 ton beras.

Selanjutnya, Jatmiko Santosa, Direktur Utama PTPN IV, menegaskan kesiapan pihaknya untuk mendukung program intercropping di areal PSR.

Hal ini rencananya akan dimulai pada Kabupaten Siak, Provinsi Riau.

“Kami siap mendukung dan memperluas program intercropping ini dalam rangka memperkuat ketahanan pangan,” ujar Jatmiko.

Sekitar satu juta hektare sawit rakyat berpotensi untuk ditanami tanaman sela seperti padi, jagung, atau komoditas pangan lainnya.

Ini akan mengurangi ketergantungan pada impor pangan dan menghemat biaya logistik, sekaligus memperkuat ketahanan pangan nasional.

Oleh karena itu, dengan adanya kolaborasi ini, diharapkan Indonesia dapat mewujudkan ketahanan pangan yang lebih baik dan mendukung pencapaian Asta Cita Presiden Prabowo menuju Indonesia Emas 2045.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *