Press "Enter" to skip to content

Ratusan Umat Islam Wafat Tertimbun Bangunan Masjid di Myanmar

Kampartrapost- Ketika azan berkumandang di Sagaing, Jumat (28/03) lalu, ratusan umat Islam bergegas menuju lima masjid yang terletak di Myanmar bagian tengah itu untuk beribadah.

Mereka bersemangat untuk melaksanakan salat Jumat terakhir pada bulan Ramadan. Perayaan Idulfitri yang menandai akhir dari bulan suci itu tinggal menghitung hari.

Namun, pada pukul 12.51 waktu setempat, gempa bumi melanda Myanmar. Tiga masjid runtuh, termasuk yang terbesar yaitu Masjid Myoma. Hampir semua jemaat di dalamnya wafat.

Ratusan kilometer jauhnya, mantan imam masjid Myoma, Soe Nay Oo, juga merasakan gempa di Kota Mae Sot, Thailand, dekat perbatasan Myanmar.

Baca Juga : Gempa Myanmar, 1.000 Korban Ditemukan Tewas

Beberapa hari berikutnya, Soe Nay Oo, mengetahui bahwa sekitar 170 kerabat, teman, dan anggota jemaatnya telah meninggal dunia—sebagian besar di masjid.

Beberapa di antara mereka adalah tokoh terkemuka dalam komunitas Muslim yang erat di kota itu.

“Saya memikirkan semua orang yang kehilangan nyawa, dan anak-anak korban—beberapa dari mereka masih anak-anak kecil,” katanya kepada BBC.

“Saya tidak bisa menahan air mata ketika membicarakan hal ini.”

Lebih dari 2.700 orang tewas akibat gempa yang terjadi di dekat Sagaing dan Mandalay, kota kedua terbesar di Myanmar.

Jumlah korban tewas akan meningkat seiring tim penyelamat yang terus mengevakuasi jenazah dari reruntuhan.

Meskipun terkenal dengan peninggalan kuil-kuil Buddha nan kuno, Sagaing dan Mandalay juga banyak komunitas Muslim yang jumlahnya signifikan.

Memperkirakan ada 500 umat Islam yang wafat saat sedang salat di masjid-masjid, menurut angka yang diberikan oleh Panglima Militer Myanmar.

Saksi mata di Sagaing mengatakan ke BBC bahwa jalan tempat masjid-masjid itu berada, Jalan Myoma, adalah area yang paling parah terkena dampak gempa di kota itu.

Follow Instagram Kampartrapost