Kampartrapost – Genosida di Gaza, Palestina semakin intens bahkan setelah peristiwa 7 Oktober 2023 lalu. Kejadian di Oktober sebelumnya membantu membuka mata dunia untuk melihat penjajahan dan genosida di Palestina yang telah berlangsung 76 tahun lamanya. Pembersihan etnis terencana oleh zionis Israel pada penduduk asli Palestina telah menimbulkan kemarahan global.
Palestina adalah sebuah negara yang terletak di antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Ibukota Palestina, Yerusalem, adalah kota suci bagi tiga agama samawi; Islam, Kristen, dan Yahudi. Sejak tahun 1948, Israel memulai invasi dan pendudukan paksa terhadap wilayah Palestina. Lebih dari 35 pembantaian besar-besaran yang telah Israel lakukan pada warga Palestina.
Pemerintah Israel terus memanfaatkan tentaranya dan tidak mengindahkan protes untuk menghentikan serangan terhadap Palestina, khususnya Gaza. Padahal, banyak dari tentaranya yang alamai gangguan mental usai ikut serta dalam genosida di Gaza. Mereka mengalami insomnia, depresi, hingga PTSD.
Seorang tentara IDF yang mengoperasikan bulldozer dalam program pembersihan etnis terencana ini mengalami trauma berat. Ia tidak bisa mengonsumsi daging dikarenakan ingatan buruk mengenai tubuh dan darah manusia yang berserakan.
Follow untuk informasi akurat dan menarik lainnya.
Setidaknya ada 21% dari total tentara IDF yang mengalami PTSD setelah serangan dan genosida tak henti Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu. Para tentara ini terus dihantui ingatan buruk perbuatan mereka di medan perang terhadap penduduk sipil Palestina. Hal inilah yang membuat tidak sedikit dari mereka yang mengakhiri hidupnya sendiri.
Badan resmi IDF tidak menyebutkan jumlah tentara yang telah bunuh diri usai kepulangan mereka dari Gaza. Namun, kejadian Mizrahi, seorang tentara IDF yang mengakhiri hidupnya setelah 6 bulan alami PTSD mengukuhkan fakta bahwa jumlah tentara yang melakukan hal yang sama terhitung cukup besar.
Mizrahi adalah seorang tentara IDF yang mengoperasikan alat berat berjenis bulldozer. Ia dan seorang rekan lain telah membunuh rakyat sipil Gaza dengan melindas mereka menggunakan alat berat tersebut. Kilatan mengenai tubuh dan darah manusia yang berceceran dari lindasan tersebut menghantui ingatannya hingga membuatnya mengalami PTSD dan insomnia berat. Suara ledakan membuatnya terjaga sepanjang malam.
Ribuan tentara IDF lain ikut alami PTSD akibat lakukan genosida di Gaza. Pemerintah Israel tidak juga menghentikan serangan bahkan setelah rakyat dan tentaranya menolak melanjutkan genosida terhadap rakyat Palestina. Israel tidak berhak atas tanah curian yang mereka ambil dari penduduk asli Palestina.