Press "Enter" to skip to content

Skema Program MBG; Distribusi Terpencil dan Dukungan Lokal

Kampartra Post-  Tiga skema distribusi, program ini Makan Bergizi Gratis (MBG) dapat memenuhi kebutuhan gizi nasional sekaligus melibatkan petani dan UMKM lokal sebagai mitra strategis.

Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan Rp71 triliun untuk Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 2025.

Badan Gizi Nasional (BGN) akan menjalankan skema pertama dengan membangun dapur pusat.

Skema kedua mencakup pembangunan dapur di sekolah dan pesantren yang memiliki minimal 2.000 siswa.

Sementara itu, skema ketiga menargetkan daerah terpencil melalui paket vacuum yang akan mendapat pengiriman mingguan atau bulanan, dengan menu bergizi yang bervariasi.

Namun, tantangan besar muncul pada distribusi ke wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, Terdepan), seperti Nunukan dan Lumbis di Kalimantan Utara.

Jalur transportasi yang sulit, seperti sungai, dan tingginya biaya logistik menjadi kendala utama.

Harga menu untuk wilayah ini pun bervariasi, mulai Rp15.000 pada Nunukan hingga Rp25.000 pada daerah 3T, sesuai dengan kondisi setempat.

Follow Instagram Kampartra Post

Pada sisi lain, rancangan program ini guna untuk melibatkan petani, peternak, dan UMKM lokal.

Kepala BGN Dadan Hindayana menjelaskan bahwa 85 satuan pelayanan telah dibangun sebagai tempat memasak sekaligus offtaker produk pertanian lokal.

“Kami memastikan bahwa yang ingin bermitra dalam program ini tidak ada pungutan biaya sama sekali,” tegas Dadan.

Melalui MBG, pemerintah tidak hanya meningkatkan akses pangan bergizi tetapi juga menggerakkan perekonomian lokal, menciptakan ekosistem yang inklusif dan berkelanjutan.

Be First to Comment

    Tinggalkan Balasan

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *