Kini API Menjadi Incaran Para Hacker
Kampartrapost – Application Programming Interface (API) kini menjadi incaran para hacker. Hal ini terungkap melalui riset Technology Advice yang berjudul “Asia’s Digital Native Businesses Prioritise Secuirty for Sustainable Growth”.
Riset ini melibatkan 200 para pemimpin teknologi dari berbagai industri pernebangan, media/penerbitan, e-commerce, game, dan banyak lagi.
Industri yang bergantung dengan teknologi digital, seperti game, teknologi tinggi, media ideo, dan perdagangan, telah menjadi sasaran empuk serangan API.
Director of Security Technology & Strategy Reuben Koh mengatakan bahwa hacker mulai menargetkan menyerang API.
‘Mulai API yang kecil, ringan, sangat cepat,” kata Reuben pada Kamis (26/9/2024).
Follow Instagram Kampartrapost
Beberapa industri yang jadi serangan API terbanyak di Asia Pasifik dan Indonesia dan Jepang pada tahun 2023, di antaranta;
Manufaktur (31,2%), Game (25,2%), Teknologi tinggi (24,4%), Media Video (24 %), Perdagangan (22,3%), Media digital lainnya (21,9).
Layanan bisnsi (21,5%), Layanan bisnis (21,5%), Jasa keuangan (14%), Judi (9,5), Farmasi/Pelayanan Kesehatan (3,7).
Media sosial (2,8%), Organisasi nirlaba/Pendidikan (2,5), dan Sektor publik (2,3%).
Banyaknya industri yang menjadi sasaran serangan hacker, oleh karena itu Akamai memberikan rekomendasi untuk mewaspaai metode serangan API, di antaranya;
Local File Inclusion (LFI), Injeksi perintah (CMDI), Pemalsuan permintaan sisi server (SSRF), dan permintaan bot.
Pada Maret hingga Mei 2024, riset ini telah menetapkan objek di 8 negara di Asia Pasifik, di antaranya; Selandia Baru, Indonesia, India, Singapura, dan Thailand.
Bisnis digital sangat bergantung pada teknologi cloud dengan layanan API ini untuk operasional mereka.
Tiga dari empat DNB di wilayah Asia Pasifik menerapkan teknologi cloud yang berfokus pada efisiensi dan produktivitas.