Kampartrapost- Sidang isbat digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) menggunakan metode hisab dan rukyat.
Metode rukyat adalah melihat hilal atau bulan baru di ufuk baik menggunakan mata kepala secara langsung atau menggunakan alat bantu seperti teropong.
Sementara metode hisab adalah cara penentuan awal bulan dengan tidak perlu benar-benar melihat hilal dengan mata kepala secara langsung.
Mengawali sidang isbat dengan Seminar Posisi Hilal Awal Syawal 1446 H pada pukul 16.30 WIB sampai menjelang magrib.
Kemenag mengundang perwakilan duta besar negara sahabat, ahli falak, dan perwakilan Ormas Islam.
Juga mengundang perwakilan dari LAPAN, BMKG, BRIN, Planetarium Bosscha, dan instansi terkait lainnya.
Kemenag akan menggelar sidang isbat sekitar pukul 18.45 WIB yang berlangsung secara tertutup.
Menteri Agama Nasaruddin Umar akan mengumumkan hasil sidang isbat melalui konferensi pers.
Dalam data Kemenag, secara hisab atau perhitungan astronomi, ijtimak atau konjungsi terjadi pada 29 Maret 2025 jam 17.57.58 WIB.
Karenanya, berdasarkan data astronomi, saat terbenam matahari, posisi hilal berkisar antara minus tiga di Papua dan minus satu di Aceh.
Follow Instagram Kampartrapost
Oleh sebab itu, lebaran Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah akan jatuh pada 31 Maret 2025 menurut prediksi.
Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag RI Abu Rokhmad mengatakan, meskipun hasil hisab menunjukkan hilal masih di bawah ufuk, proses rukyat tetap penting.
“Ada yang bertanya, kenapa harus repot-repot kalau sudah jelas hasilnya? Justru di sini letak tantangannya.
Ini bukan soal hasil semata, tapi soal proses, soal pembuktian ilmiah, dan soal syiar Islam,” ujar Abu Rokhmad, Kamis (27/3/2025), dikutip dari kemenag.go.id.
Menurutnya, sidang isbat bukan sekadar aktivitas seremonial, namun bukti kecintaan pada ilmu pengetahuan astronomi dan dedikasi dalam membuktikan akurasi hisab.