Siswa SMAN 1 Bangkot Jadi Duta Baca Kampar; Harus Melek Baca Sejak Dini

Muhammad Firzy Islami Fathi: Promosikan Literasi dengan Kreativitas.

Siswa SMAN 1 Bangkot Jadi Duta Baca Kampar; Harus Melek Baca Sejak Dini

Kampartrapost- Muhammad Firzy Islami Fathi, siswa kelas 12 di SMAN 1 Bangkinang Kota.

Resmi terpilih sebagai Duta Baca Kabupaten Kampar.

Peran Firzy adalah mengajak masyarakat, terutama generasi muda, untuk semakin mencintai literasi.

Dengan berbagai karya kreatif seperti video, tulisan, dan poster.

Firzy berharap dapat menumbuhkan minat baca dan menekankan pentingnya pemahaman literasi di era digital.

“Alhamdulillah, karya saya sudah pernah menjuarai kompetisi dari tingkat kabupaten hingga nasional” jelas Firzy

“Saya ingin menunjukkan bahwa literasi bukan hanya sekadar membaca buku, tapi juga memahami dunia dan menyampaikan ide secara bijak,” lanjutnya

Motivasi dan Harapan Firzy dalam Literasi

Firzy mengaku, motivasinya menjadi Duta Baca berawal dari kesadaran akan kemampuan yang ia miliki, terutama pada bidang teknologi.

Ia ingin memanfaatkan kemampuannya untuk memperkuat budaya literasi khususnya pada kalangan generasi muda.

“Saya ingin menunjukkan bahwa meskipun zaman sudah serba digital, buku tetap memiliki peran penting” jelas Firzy.

Teknologi tidak bisa menggantikan buku, tapi justru harus mendukung literasi.

Firzy juga berharap literasi digital dapat berjalan beriringan dengan buku fisik.

Sehingga masyarakat tetap menikmati manfaat keduanya.

Program Inovatif Literasi Digital

Dalam perannya, Firzy berupaya memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan literasi.

Salah satu inisiatifnya adalah mendorong penggunaan aplikasi digital seperti Spotify, di mana banyak konten audio berupa podcast dan buku suara dapat diakses dengan mudah.

“Melalui platform ini, orang bisa mendengarkan buku saat berkendara atau dalam aktivitas lain. Ini cara agar literasi lebih mudah dijangkau, tanpa meninggalkan buku fisik,” tambahnya.

Akan tetapi, Ia mengakui bahwa minat baca pada kalangan anak muda dan masyarakat masih rendah.

Ia menyebut bahwa generasi muda lebih tertarik menghabiskan waktu di media sosial dan gawai dibandingkan dengan membaca buku fisik.

Follow untuk berita menarik lainnya

“Tantangan terbesar adalah bagaimana membuat literasi sejalan dengan gaya hidup digital.” ujarnya

“Saya memanfaatkan teknologi untuk menyampaikan pesan literasi lewat cara yang lebih relevan dengan kebiasaan mereka,” tambahnya

Firzy menekankan bahwa penting bagi masyarakat untuk mampu memilah informasi, terutama dengan maraknya hoaks di dunia maya.

“Membaca tidak hanya soal buku, tapi juga membaca situasi dan fakta agar kita tidak mudah tertipu.”

Harapan untuk Masa Depan Literasi di Kampar

Untuk meningkatkan minat baca, Firzy mengatakan bahwa pentingnya kesadaran pribadi dan program literasi yang seimbang.

Ia juga berharap fasilitas literasi digital yang sudah tersedia di perpustakaan Kabupaten Kampar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat.

Firzy belum bekerja sama dengan lembaga atau organisasi lain, namun terbuka untuk kolaborasi di masa depan.

“Saat ini, saya masih bisa menangani program sendiri, tapi tentu ke depannya akan bekerja sama dengan berbagai pihak,” pungkasnya.

Ia optimistis bahwa literasi, baik dalam bentuk digital maupun buku fisik, akan terus berkembang di Kampar.

Ia bertekad menginspirasi generasi muda agar menjadikan membaca sebagai bagian penting dalam kehidupan sehari-hari, demi masa depan yang lebih cerdas dan berdaya saing.